Halaman
- Home>
- MAKALAH MANUSIA DAN PERADABAN
Posted by : Ruang Mahasiswa
Sabtu, 12 Oktober 2019
MAKALAH
MANUSIA DAN PERADABAN
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
3
CANTIK
NURFADILLAH
ASRINA RAMDHANI
DIAN MAYASARI
ANGGI PUTRI JAYUNI
AKADEMI KEBIDANAN MENARA PRIMADANI
WATANSOPPENG
2019
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Manusia dan Peradaban”.Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah IlmuSosial & Budaya Dasar
(ISBD).
Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bpk Sailang,
SKM, M.Kes selaku Dosen Ilmu Sosial &
Budaya Dasar, Orang tua kami
yang telah membantu baik moril maupun materi serta rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.
Soppeng, 5 April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar
Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Manusia............................................................................................ 3
B. Peradaban......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................... 18
A.
Simpulan ...................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya
dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani.
Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani
manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.
Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi
pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia
dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di
alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan
selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna
penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam
surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya
kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.
Kepada manusia diberikan-Nya akal
dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian;
sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan sanggup menguasai alam dan
binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia haruslah bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya agar manusia dapat mengalami pembelajaran mengenai ruang
lingkup sekelilingnya, sehingga menyebabkan manusia mempunyai rasa ingin tahu
dan mereka pun harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan.
Karena dengan ilmu tersebut dapat digunakan dalam kehidupannya yaitu untuk
memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan mana yang merupakan hak
dan mana yang merupakan kewajiban. Sehingga terbentuklah norma-norma dalam
masyarakat. Apabila manusia memahami dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka
norma-norma akan berjalan dengan harmonis dan seimbang.
Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
tersebut manusia haruslah mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan sendiri
pada masing-masing negara mempunyai sistemnya masing-masing, faktor yang
menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan karena kebudayaan pada
negara itu sendiri. Pendidikan yang merupakan hasil kebudayaan haruslah
dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu
pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan
yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun
bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian karena hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan
kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang
tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil
dari pendidikan suatu bangsa dan kebudayaan juga merupakan hasil interaksi manusia
yang merupakan perwujudan dari karya manusia.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Peradaban?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan latar rumusan masalah
diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
Manusia
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan
Peradaban
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia
1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal darikata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang
individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa
kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual.
Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya.
2. Pengertian Manusia Menurut Para
Ahli
Berikut
ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
NICOLAUS D.
& A. SUDIARJA
Manusia
adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani
akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
ABINENO J. I
Manusia
adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.
UPANISADS
Manusia
adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau
badan fisik.
SOKRATES
Manusia
adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
KEES BERTENS
Manusia
adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
I WAYAN
WATRA
Manusia
adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan
karsa.
OMAR
MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia
adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
ERBE SENTANU
Manusia
adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah
ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
3. Unsur-unsur
yang membangun Manusia
Ada dua macam pandangan yang akan
menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling
terkait, yaitu:
a)
Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat,
raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
b)
Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan
gerak.
c)
Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja
secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d)
Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu
kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang
mengandung tiga unsur, yaitu:
a)
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling
primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional
dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik
secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi
atau khayalan.
b)
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya
dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh
masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak
antara usia satu dan dua tahun.
c)
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir
yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan
yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan
dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
4. Hakekat
Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan
sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain.
Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta
hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat
digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar
mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah
satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
B. Peradaban
1. Pengertian Peradaban
Istilah peradaban dalam bahasa
inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan
bahwa peradaban merupakan bagian dari unsur kebudayaan yang halus, maju, dan
indah seperti misalnya kesenian, ilmupengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasikenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system
teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2. Wujud
Peradaban
Dalam penjelasan Rohiman
Notowidagdo menjelaskan bahwa terjadinya disharmoniantara Barat dan
Timur disebabkan pikiran Barat tentang Timur yang penuh dengan bayangan negatif
dan prasangka, akibatnya alam pikiran Barat dan Timur tidak pernah bertemu.
Dalam pikiran Timur, Barat digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme,
rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan sekularisme. Sebaliknya,
Barat membayangkan Timursebagai kemiskinan, kebodohan, ststis, fatalis, dan
kontemplatif. Tentu saja gambaran yang demikian menimbulkan sikap berlawanan
yang akhirnya mewujudkan permusuhan (konflik), disharmoni,persaingan, dan
perang.
Perbedaan presepsi tersebut dapat
dirasakan ada peradabannya. Karena Peradaban hanya menekankan pada unsur
tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berfikir) mungkin unsur nurani
(perasaan). Peradaban menurut Konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal
(tingkat berfikir), sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan
unsur nurani (perasaan, estetis).Dengan demikian di kalangan orang Barat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dulu unggul dibandingkan dengan
orang timur. Dikalangan orang Timur, hati nurani (perasaan) lebih diutamakan
dari pada akal (ratio). Benar menurut akal, belum tentu baik dan belum tentu
sesuai dengan hati nurani.
3. Hakikat
Peradaban
Koentjaraningrat (1990) menjelaskan
bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama
dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk
menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan
sendiri berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab,
yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang
semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Prof. Dr. Nurcholis Madjid
( Islam Dan Pluralism ) menggunakan istilah civilization (peradaban)
merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh mansyarakat, dan menjadi
hukum yang di tunduki secara bersama pula.
1. Kontjaranigrat
(1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan
yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat
sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan
yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2. Ibnu Khaldun
(1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan
dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling),
merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang
mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain,
tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa
dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan
yang sudah maju, termasuk system IPTEK dan pemerintahannya.
Pada waktu perkembangan kebudayaan
mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah,
tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan
tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan
teknologi dan, Ilmu pengetahuan.
4. Manusia
Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Peradaban tidak hanya menunjuk pada
hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan,
dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik
cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beraberdab
artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan
berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia. Manusia beradab
adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa. Kaelan
(2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan
hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal).
Manusia adalah makhluk yang beradab
sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi kemanusiaan yang
tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society,
dari asal kata cociety civilis. istilah masyarakat adab dikenal dengan kata
lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Nurcholish madjid mengindonesiakan
civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Nurcholis majid menyebut
masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang berbudi luhur,
berakhlak mulia, dan berperadaban, dengan ciri-ciri, antara lain
egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan
keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan
keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah (Budi Munawar Ranchman.
2011:183). Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil
society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang
terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari),
keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang
tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum
yang diikuti oleh warganya.
5. Evolusi
Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Evolusi kebudayaan ini berlangsung
sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi
tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok
masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan
tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam
menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya
mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia
menaklukkan alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup
sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Proses evolusi untuk tiap kelompok
masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan
tadi.
Pandangan sebagian ahli materialisme
memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir karena ketundukan manusia terhadap
pola produksi dan alat – alat produksi atau secara umum pengendalian sifat
hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sementara
pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh murtadha muntahhari ( 2002 )
dalam bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam Semesta. Bahwa sifat hewani dan
sifat manusiawi manusia telah menjadi satu kesatuan yang berevolusi yang
menjadikan manusia sebagai organism yang memiliki tindakan dan kecendurungan.
Selanjutnya manusia marupakan manusia yang memiliki pengetahuan dan beragama
dengan istilah lain memiliki kebutuhan spiritual, sehingga dalam perkembanganya
budaya manusia akan berevolusi ketingkat dimana pembebasan manusia dari
ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan perekonomianya tadi menjadi
masyarakat yang terus memenuhi kebutuhan ideology dan agamanya atas dasar
tuntutan sifat manusiawinya tadi. Itulah titik evolusi kebudayaan manusia di
masa depanya menurut murtadha muntahhari.
Peradaban merupakan tahapan dari
evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan,
memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban
Mesir Kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya
(piramid, obeliks, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta
gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina
Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi dalam
hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Mengacu pada pandangan Nurcholish
Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social budaya telah di contohkan oleh
masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya masyarakat egaliter
dimana antara kemajemukan masyarakat yang ada di madinah telah melahirkan
saling menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan ras dan warna
kulitnya, hal lain yang menjadi ciri khas kehidupan social budaya yang
merefleksikan wujud masyarakat ber peradaban pada masa itu dimana tingkat
partisipatis dan kebersamaan yang tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar
musyawarah bersama. ( Budy Munawar Racman 2011: 183 - 184 )
Dari paparan di atas merefleksikan
peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya masyarakat. Selanjutnya, bidang
sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu
sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan,
tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.
Kembali ke evolusi budaya dalam
tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana
dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi
agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap,
energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri)
gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi
dengan computer atau alat komunikasi digital.
6. Dinamika Peradaban Global pada Kehidupan
Manusia
Menurut nurcholis madjid dalam
risalah singkatnya yang di tuangkan dalam Nilai – nilai dasar perjuangan,
menerangkan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk tertinggi dengan di bekali
kemampuan spiritual ( iman ), dan kemampuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
menusia menyangkut alam dan manusia, sehingga tugas manusia ialah
bagaimana menciptakan sejarah. Selanjutnya nurcholis manjdid mengatakan bahwa
alam memiliki perubahan dan perkembangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perubahan dan perkembangan inilah yang memungkinkan terciptanya evolusi dan
dari sejarah yang di ciptakan oleh manusia meninggalkan kebudayaan dan nilai –
nilai maupun tradisi yang ada di masyarakat tersebut.
Gelombang ketiga yang di tandai
dengan revormasi dalam bidang komunikasi melahirkan suatu masyarakat dunia yang
dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang
berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi. Diperkirakan era
informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.
John Naisbitt dalam bukunya
Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan-perubahan
yang akan dialami oleh negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena
interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara berkembang akan
terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan tersebut
ialah:
1)
Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat
informasi.
2)
Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan
tenaga ke teknologi canggih.
3)
Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
4)
Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
5)
Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
6)
Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri
sendiri.
7)
Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi
partisipatori.
8)
Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
9)
Perubahan dari utara ke selatan.
10)
Perubahan dari suatu di antara dua pilihan menjadi
macam-macam pilihan.
Peradaban global yang tengah terjadi
dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi
diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah
suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar. Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam
teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
Ø Hilir
mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan
antarmanusia diseluruh dunia.
Ø Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakkan massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak
hal dari budaya yang berbeda.
Ø Pasar
dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
Ø Peningkatan
interaksi cultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, serta transmisi berita dan olahraga internacional. Saat ini kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
Ø Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang
lingkungan hidup, krisis multinacional, inflasi regional, dan lain-lain.
7. Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani
a. Tradisi
Adat adalah merupakan
pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan satu penjelmaan
daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka
tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri – sendiri yang satu
dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta
yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang merupakan adat
kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya
penilaian bahwa cara – cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan
benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya
bangsa.
Didalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah – daerah suku – suku bangsa
adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu
keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan
ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak
mati, melainkan selalu berkembang.
b. Modernisasi
1) Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar
ke dunia Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama
kali terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18,
yang mengubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah
suatu proses tranformasi yang mengubah:
Di bidang
ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang
besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
Di bidang politik,
dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasinal dengan
integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :[15]
a) Modernisasi menurut Cyril
Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks
dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman yang universal dan yang
dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia.
b) Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup
dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai
tingkat modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c) Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat
yang berbeda – beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih
baik dan nyaman dalam arti yang seluas – luasnya.
d) Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi
dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah
masyarakat ke arah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian
lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.
2)
Syarat-syarat
Modernisasi.
Modernisasi bersifat
preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah pada angan –
angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
Cara
berfikir ilmiah yang institutionalized dalam
kelas penguasa maupun masyarakat.
Sistem
administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
Adanya
sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau
lembaga tertentu.
Penciptaan
iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat komunikasi masa.
Tingkat
organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan.
Sentralisasi
wewenang dalam pelaksanaannya.
3) Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi
merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
o Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
o Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi,
diferensasi, dan akulturasi.
o Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
o Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
o Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
o Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta
orientasi kebendaan yang berlebihan.
o Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan
menumpuk kekayaan.
c. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di
Indonesia kata “civil society”diterjemahkan
sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat
adab.[16] Apapun
bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat
yang berada di luar negara.
Karena bidang politik pada
masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi
warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering
juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan
masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.
8. Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki
Manusia Beradab
Sudah menjadi kodrat alam bahwa
manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan berkumpul serta hidup
bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu
tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan
hubungan dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah
sebabnya filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok
dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah bahaya, dan melanjutkan
keturunan.
Untuk memenuhi
kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa
mengadakan interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin
kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan
primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia
disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk individu, dimana dalam memenuhi
kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan kepentingan orang
lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan kekacauan, pertentangan
diantara sesama manusia sehingga keteraturan, ketetraman tidak akan
terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi,
maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang bagaimana seorang
berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam
masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti
aturan – aturan, norma – norma
adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan yang
ada di masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan
hal –hal tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat
memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia beradab.
9. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah
sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu
cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia, hal ini membawa
pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat
menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Dengan daya
pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh
sistem – sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang
makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan waktu
menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas– batas negara sering
menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra
Siswarini[17] adalah
masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu
membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam
menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya
masyarakat mengalami anomi atau tidak punya
norma atau heteronmy atau banyak norma
sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal – hal yang sebelumnya dianggap
melanggar norma tunggal masyarakat.Selain itu juga terjadinya diorientasi atau
alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi,
komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah perkembangan
peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan
manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada didalamnya, dapat
memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi
sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan
perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab
dan peradaban manusia. Jumlah
penduduk yang berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya
lapangan pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang
harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa agar tetap eksis di
tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin
kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali
ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri
Indonesia melalui pelestarian nilai – nilai dan
moral bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Peradaban merupakan organisasi sosial manusia,
kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group
feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia
yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang
lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Manusia sebagai makhluk beradab
artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan
berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia.
Pengeruh besar kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan proses evolusi kebudayaan manusia yang sudah sampai pada
taraf kompleksitasnya. peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan
perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa
ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya. Merujuk pada pendapat Alvin
Tofler di atas, sekarang manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan
yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan globalisasi, di samping
kemajuan dalam sarana transportasi.
B. Saran
Melalui makalah ini penyusun menghimbau pentingnya
menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang dimiliki sehingga tercipta apa
yang namanya egaliter, selalu menciptakan kebersamaan sehingga tercipta
masyarakat yang berperan aktif dalam rangka terwujudnya kesejahteraan bersama,
serta megedepankan sikap musyawarah secara objektif dalam mengambil keputusan
bersama. Sehingga apa yang di cita – citakan untuk mewujudkan masyarakat madani
( civil society ) atau masyaraka ber peradaban dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Junior, Aang. 2015. “manusia dan
peradaban” (Online) http://aanganwar26.blogspot.com/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada tanggal 5 April 2019.
Maria. 2014. “manusia dan
peradaban” (Online) “http://mariamasihidup.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-peradaban.html
diakses pada tanggal 5 April 2019.
Muhammad
Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial
Budaya Dasar. PT Citra Aditya Bakti : Bandung.
Bermanfaat...
BalasHapus