Halaman
- Home>
- MAKALAH KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE
Posted by : Ruang Mahasiswa
Rabu, 08 April 2020
MAKALAH
KLIMAKTERIUM
DAN MENOPAUSE
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Oleh:
Kelompok
4
Cantik
Nurfadillah
Fardah
Agusriani
Mutia
Aulia Umaya
Marfiah
AKADEMI KEBIDANAN MENARA PRIMADANI KABUPATEN SOPPENG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa penyusun juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis,
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.Untuk kedepannya, dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman penulis, Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Watansoppeng, 20 Maret 2020
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Klimakterium............................................................................................... 3
1. Pengertian Klimakterium................................................................... ... 3
2.
Tanda-tanda Awal Klimakterium...................................................... ... 3
3.
Etiologi
Klimakterium....................................................................... 4
4.
Patofisiologi Klimakterium.................................................................... 4
5.
Kondisi Fisik Klimakterium.................................................................. 5
6.
Kondisi Psikis Klimakterium
................................................................ 5
7.
Beberapa Gangguan pada Masa Klimakterium................................. ... 6
8.
Pencegahan Beberapa Dampak Masa
Klimakterium............................. 6
9.
Kehidupan Seks Pada Masa
Klimakterium .......................................... 7
B. Menopause............................................................................................... 9
1. Pengertian Menopause....................................................................... ... 9
2. Tanda-tanda
AwalMenopause........................................................... ... 9
3. Jenis-Jenis Menopause....................................................................... 10
4. Tanda dan
Gejala Menopause............................................................ . 11
5. Pengobatan
Menopause..................................................................... . 13
6. Pola Makan Sehat Menuju Menopause ............................................. . 14
7. Olahraga teratur Menjelang Menopause............................................ . 15
C. Manajemen Kebidanan Klimakterium dan Menopause .......................... . 16
BAB III PENUTUP................................................................................................. 18
A. Simpulan
................................................................................................... 18
B. Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa klimakterium yaitu masa
peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum senium (masa lanjut
usia), yang mulai dan aktif masa reproduktif dan kehidupan sampai masa
non-reproduktif. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan
pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah
klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun.Pramenopause
adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai
timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan
terjadi perdarahan tak teratur.
Menopause adalah henti darah haid
yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak
dibentuk lagi jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut.
Umumnya terjadi pada umur 45-55
tahun. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai
hiper-gonadotropin (FSH dan LH) dan kadang-kadang hipertiroid.Sindrom
klimaterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause,
menopause, dan pasca menopause. Sindrom klimaterik endokrinologis adalah
penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH).
Kesehatan reproduksi merupakan
keadaan sehat secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan
bukan hanya bebas dari penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan
fungsinya. Kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan atau
persalinan, tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah satunya
adalah masa menopause, yaitu suatu
masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium
(lanjut usia), yaitu pada usia 40-65 tahun (Pakasi, 2000). Pada usia ini akan
banyak muncul masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya
dengan peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000).
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan Umur Harapan Hidup (UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur
harapan hidup wanita adalah 67 tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007).
Dampak
klimakterium/ aspek psikologys yaitu:Hot flush yaitu rasa panas didada yang
menjalar kewajah yang sering timbul pada malam hariGangguan psikologis :
depresi, mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, gangguan gairah
sexsual, perubahan prilaku. Gangguan mata : mata terasa kering dan gatal akibat
berkurang produksi air mat.Gangguan saluran kemih dan alat kelamin : mudah
infeksi, nyeri sanggama, perdarahan pasca sanggama akibat atropi pada alat
kelamin.
B. Rumusan masalah
Dalam makalah ini, kami memaparkan masalah mengenai :
1. Apa pengertian
klimakterium dan menopause?
2. Apa tanda-tanda
dan gejala klimakterium dan menopause?
3.
Bagaimana kondisi fisik pada masa klimakterium?
4.
Apa saja gangguan perilaku pada fase klimakterium?
5.
Bagaimana kehidupan seks pada masa klimakterium?
6.
Bagaimana pencegahan dan pengobatan menopause?
7. Bagaimana manajemen kebidanan pada
klimakterum dan menopause?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian
klimakterium dan menopause
2. Mengetahui tanda-tanda
dan gejala klimakterium dan menopause
3.
Mengetahui kondisi fisik klimakterium
4.
Mengetahui
beberapa gangguan perilaku pada fase klimakterium
5.
Mengetahui kehidupan seks pada masa klimakterium
6.
Mengetahui pencegahan dan pengobatan menopause
7. Mengetahui manajemen kebidanan pada
klimakterum dan menopause
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Klimakterium
1. Pengertian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Fase klimakterium
adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke
periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul
sebagai akibat dari masa peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse.
Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum dan sesudah menopause. Pada fase
ini fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-masa klimakterium :
a.
Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum
menopause.
b.
Menopause adalah henti haid seorang wanita.
c.
Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah
menopause (Kartini Kartono, 1992)
2. Tanda-tanda Awal Klimakterium
Tanda-tanda awal masa klimakterium meliputi :
Praklimakterium
merupakan mirip dengan pra pubertas, dimana pada pubertas kedua muncul tingkah
laku yang lucu-lucu, aneh-aneh, janggal dan tidak pada tempatnya.
Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun pada siang hari menggunakan rok
panjang merah, dengan perhiasan emas warna-warni, make up berlebihan. Kemudian,
meningkatkan rangsangan seksual yang menimbulkan nafsu yang besar untuk
berhubungan seksual dan kegairahan yang menyala-nyala. Mengingkari ketuaannya
agar tampak masih remaja.
Manifestasi
individual periode klimakterium dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing
individu. Struktur kepribadian yang terintegrasi dengan baik akan memapu
mengkompensasi gangguan fisiologis dan psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan
ynag intelek yaitu mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi gangguan
psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan yang inteligen, produktif dan
kreatif.
Masa ini
ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif yaitu:
a.
Terjadi perubahan pada ovariumseperti sclerosis
pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid
seks. Lalu henti haid.
b.
Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Gangguan – gangguan pada
klimakterium :
a.
Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan
vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak,rasa kedinginan, sakit kepala, desing
dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas,
jari-jari atrofi dan gangguan usus.
b.
Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung,
depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.
c.
Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea,
mencakup pulakolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis,
aterosklerosis,sclerosis koroner, dan adipositas.
d.
Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis,
osteosklerosis, osteoporosi, afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia
artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis defeminisasi, virilasi dan
gangguan libido.
3. Etiologi
Sebelum haid
berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya
jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi
estrogen, gangguan umpan balik pada hipofisis.
4. Patofisiologi
Penurunan
fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab
rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara
hipotalamus–hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian
turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH.
Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah
FSH.
5. Kondisi Fisik Klimakterium
Pada
perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit
menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah
terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam Pada kulit
tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi
kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan
kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja
usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air
besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi
liangsenggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang
menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah
sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi
nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi
rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium
menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi
pada persendian paha.
6. Kondisi Psikis Klimakterium
Hampir
setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati “depresif” dan
“melankolis” (ada yang relatif pendek dan ada yang relatif panjang)
Sebab utamanya adalah :
Sebab utamanya adalah :
a.
Mengingkari dan memprotes proses biologis yang
mengarah pada ketuaan
b.
Menganggap dramatis proses penuaan
c.
Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya
lagi hidup karena sudah mendekati kematian
d.
Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh
kepedihan dan dilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sosialnya di masa lampau.
Wanita yang
hidup dalam suasana yang harmonis, ekonomi berkecukupan, bahagia, selalu
mendapat kepuasan seksual dapat menghadapi ini dengan rasa tenang. Wanita yang
mempunyai masa lampau penuh kenangan cinta yang indah dan bahagia maka
kecantikannya akan tetap awet dan terpancar (kecantikan psikis).
7. Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase Klimakterium
Beberapa gangguan perilaku pada fase klimakterium
antara lain:
a.
Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari
kepedihan hati dan kekecewaan sebagai wanita yang tidak lengakp lagi
b.
Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan
seksual yang luar biasa hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga
bersikap dingin
c.
Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas
reproduksi dan kemudaannya
d.
Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih
cukup berharga, sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak muda (tante
girang) terjadi pada wanita yang tidak mampu mengendalikan diri
8. Kehidupan
Seks Pada Masa Klimakterium
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan
lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi.
Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telahlanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera sehingga
terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan hanya dengan
pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina.
Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter tetap merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan
seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah, tegang,
sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada
suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan
badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan di
sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Hubungan seks sangat
berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap masalah yang timbul akan
menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk memecahkan masalah-masalah
seperti ini, perlu mencari orang yang sekiranya mampu menyelesaikan masalah
yang sedang di hadapi misal, dokter
,bidan dan tenaga medis lainnya.
9. Pencegahan Beberapa Dampak Masa Klimakterium
Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium yaitu:
a.
Pencegahan kehamilan :
Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya
tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali
dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat,
bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak
mungkin hamil lagi. Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi.
Haid yang tidak teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi
lagi secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan.
Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai
risiko baik bagi ibu yang hamil maupun bagi janinnya. Semua jenis kontrasepsi
alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk
lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita
yang siklus haidnya masih teratur.
b.
Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat
mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik.
Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan
saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas
bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga
kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.
c.
Pencegahan osteoporosis.
Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya
bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif
dalam mencegah kehilangan tulang (bone
loss). Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam
mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang
telah mengalami osteoporosis. Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa
pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin
dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause,
sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan
estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan
pembentukan tulang baru.
d.
Pencegahan penyakit jantung koroner :
Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen
dapat memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama
bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk memulihkan
gejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung
diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi selama 15
tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang diawasi selama 25 tahun
dan dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen, ditemukan penurunan
bermakna pada:
1)
Penyakit arterikoroner,
2)
Gagal jantung kongestif,
3)
Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik,
4)
Hipertensi.
B.
MENOPAUSE
1. Pengertian
Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang
wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau
berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur.
Istilah menopause pertama kali digunakan pada tahun 1972. Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani yaitu meno yang berarti bulan dan paussis yang gberarti
berhenti. Pada saat itu, dunia kedokteran barat melihat menopause sebagai krisis
mendis yang berpotensi menyebabkan berbagai penyakit. Pada pertengahan abad XX
pandangan ini berubah. Saat ini menopause dianggap sebagai kejadian alami dalam
hidup seorang wanita. Di Indonesia sendiri, usia menopause bervariasi antara
45-50 tahun. Namun, proses berubah ke arah menopause itu sendiri sudah dimulai
sejak wanita berusia 40 tahun. Masa ini dikenal sebagai masa premenopause/
klimakterium.
2. Tanda-tanda Awal Menopause
Tanda-tanda
awal masa menopouse meliputi :
Ciri utama seorang perempuan mengalami adalah haid berhenti. Hal ini
disebabkan karena ovarium tidak lagi merespon sinyal hormon di dalam tubuh.
Sebelumnya, bila hormon memberikan sinyal kepada ovarium (indung telur) untuk
mengeluarkan ovum (telur), maka ovarium mengeluarkan ovum yang siap untuk
dibuahi. Peristiwa itu rutin terjadi setiap bulan di masa reproduksi seorang
perempuan. Bila tidak ada ovulasi (pertemuan ovum dan sperma), maka perempuan
akan mengalami haid.
Saat ini diperkirakan terdapat > 5 juta wanita Indonesia yang telah memasuki
masa menopause per tahunnya (data dari BPS, 2008) dimana sekitar 68 % nya
mengalami gejala klimakterik (keluhan masa menopause) namun hanya 62 % dari
mereka yang menghiraukan gejala tersebut. Menopause sendiri didefinisikan
sebagai suatu masa setelah 12 bulan tanpa mengalami haid (amenorea). Menopause
biasanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Pada masa ini tubuh mengalami
beberapa perubahan biologis yang menyebabkan penurunan tajam pada fungsi
ovarium (indung telur) di antaranya adalah menurunnya produksi hormon seks
secara signifikan terutama estrogen.
3. Jenis-Jenis Menopause
Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
menopause alamiah dan monopause prematur (dini).
a.
Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara
usia 45-55 tahun. Monopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai
indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu
kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin
akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang
secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan
perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena
kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause
berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.
b.
Menopause Dini
Menurut dr. Ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian
Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini
adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia
di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43,
ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian
juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim,
ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung
telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan
hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis
produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi
untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini.
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker
indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum
minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga
bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang
tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang
mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon.
Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada
bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi
dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini
terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan
penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya
menopause dini perlu diwaspadai.
4. Tanda dan Gejala Menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu
masa pramenopause, menopause dan pasca menopause.
a.
Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika
wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir
usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51
tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
b.
Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan
masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi
selama 1 tahun penuh.
c.
Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang
wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause.
Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan
perubahan-perubahan hormonalnya.
Gejala-gejala dari menopause
disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium
berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan
tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala,
sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan
sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara
bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan
hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara
tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika
menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium.
Perubahan hormonal pada tubuh
tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada
punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan
seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood&
emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen
juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat
badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat
menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung
koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok &
katarak.
Bagi kebanyakan wanita
keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan
sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa
percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya.
Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause &
sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi
berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen
yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki
uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen.
5. Pengobatan
Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani
Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan
keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk
:
a.
Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan
b.
Membantu mengurangi kekeringan pada vagina
c.
Mencegah terjadinya osteoporosis.
Beberapa efek samping dari TSH :
a.
Perdarahan vagina
b.
Nyeri payudara
c.
Mual
d.
Muntah
e.
Perut kembung
f.
Kram rahim.
Untuk
mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli
menganjurkan:
a.
Menambahkan progesteron terhadap estrogen
b.
Menambahkan testosteron terhadap estrogen
c.
Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah.
d.
Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk
pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan
vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser)
dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita
pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko
menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya
pemakaian estrogen.
6. Pola Makan Sehat Menuju Menopause
Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk
mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang
disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat
sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan
hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan
mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan.
Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang
tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di
kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis
penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati
dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko
kondisi seperti kanker dan diabetes.
Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh
hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk
disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak
dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak
memiliki nilai gizi.
Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur
kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek
seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan
yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang
kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya,
dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang
cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat
dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental,
dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu
Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat
fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula
mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut.
7. Olahraga Teratur Menjelang
Menopause
Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya.
Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih
efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain
itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut :
a.
Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan
tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
b.
Menjaga kepadatan tulang.
c.
Menjaga massa otot.
d.
Membakar kalori lemak.
e.
Mengurangi stress
f.
Mengurangi gejala menopause misalnya meriang.
g.
Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi
sejalan dengan bertambahnya usia
C.
Manajemen Kebidanan Klimakterium dan
Menopause
Bagaimana bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah
masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena
terjadi penurunan estrogen tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai
substitusi. Pemberian substitusi hormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah
berbahaya, karenanya bidan dapat mengambil langkah untuk melakukan anjuran pada
wanita dengan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas.
Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli. Setelah
pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan.
Pencegahan
Terhadap Sindrom Klimakterium:
1.
Pengaturan makanan (rendah lemak / kolesterol, cukup
vitamin A, C, D, E dan cukup serat).
2.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen,
seperti :
a.
Isoflavon, terdapat pada kacang-kacangan,
b.
Lignan; terdapat pada padi, sereal dan sayur-sayuran,
c.
Caumestran ; terdapat pada daun semanggi. Mengkonsumsi
makanan dengan kadar gula rendah dan tidak berlebihan.
1.
Tambahan Asupan Kalsium 1000-15000 mg / hari dan
vitamin D.
2.
Kontrol rutin 1 tahun sekali (Pap Smear).
Manajemen kebidanan klimakterium dan menopause
1.
Anamnesis
Mengkaji
adanya keluhan fisik, psikologi, riwayat personal, dan budanya yang berkaitan.
2. Pemeriksaan fisik
Melakukan
pemeriksaan lainnya yang meliputi
a.
Tinggi badan
Diukur untuk mengkaji postur,mekanika tubuh dan tanda osteoporosis
b.
Kulit
Diperiksa untuk mengkaji adanya lesi, integritas kulit, perubahan tahi
lalat. Resiko kanker kulit meningkat pada masa ini.
c.
Mulut
Memeriksa daerah sekitar mulut seperti gigi dan gusi untuk mengkaji
kesehatan mulut.
d.
Payudara
Payudara diperiksa untuk mendeteksi keganasan
e.
Perut
Pemeriksaan perut dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran yang
bersifat kistik maupun solid
f.
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul dengan speculum untuk mengamati perubahan pada vagina
dan portio
g.
Rectum
Pemeriksaan rectum untuk memeriksa adanya massa dan fissure
3.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium dengan pemeriksaan urin, darah, PAP smear / IVA tes, mammography,
USG, kolestrol, pemeriksaan hormoneFSH, LH danTSH.
.
BAB III
P E N U T U
P
A. Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal
masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Sedangkan Menopause
didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak
lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti.
Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai
dengan berhentinya masa subur.
Menopause bukanlah suatu yang
menakutkan. Kedatangannya tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya
dengan bijaksana & apabila terjadi keluhan-keluhan, kunjungilah dokter
untuk mendapatkan terapinya.
B. Saran
Menjadi tua dan keriput memang hal
yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita
kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang
mengalami masa klimakterium dan menopause memulai fase kehidupan baru sebagai
wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat
memasuki masa klimakterium dan menopause
akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa klimakterium dan
menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari
berbagai pihak, terutama keluarga.
Berikut beberapa tips supaya tetap
sehat saat memasuki masa klimakterium dan menopause nanti, yaitu :
1. Tidak
merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti),
2. Tidak minum
alkohol,
3. Sering
berolah raga secara teratur,
4. Makan
makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber
fitoestrogen)
5. Cukup
terkena cahaya matahari.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Hj. Hardiko, Siti
Rahayu. 2017. Menopause Tanpa Stress. Jakarta, Penerbit Sunda Kelapa Pustaka
Malya Alifa.2014. Klimakterium, Menopause dan Gangguan Menstruasi
(Online)
https://alifamalya.wordpress.com/2014/03/05/9/ Diakses
pada tanggal 19 Maret 2020
Sundari
Mulyaningsih, Dyah Pradnya Paramita. 2018. Klimakterium Masalah dan Penanganan dalam
Perspektif Kebidanan. Yogyakarta. Penerbit Pustaka Baru Pres.
Susari Afdelina. 2015.
Menopause. (Online) https://afdelinasusari.wordpress.com/2015/02/11/15/ Diakses pada tanggal 19 Maret 2020